RSS

Semeru 2013 Trip

Liburan kuliah kali ini, ada ajakan dari KOPAL untuk mengunjungi Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Dari awal emang pengen kesana, jadi daripada gabut juga di rumah, gw akhirnya ikutan. Perjalanannya sendiri memakan waktu 9 hari, dari tanggal 23 Juni – 29 Juni 2013. Gw sama rombongan menuju Malang menggunakan kereta api, dilanjutkan dengan charter angkot menuju Pasar Tumpang, dan transportasi terakhir adalah menyewa truk sayur untuk menuju desa terakhir, Ranu Pani. Sisanya by foot!
            
Dari Stasiun Malang, banyak transportasi yang bisa dipilih untuk menuju Pasar Tumpang. Bisa kayak rombongan gw yang memilih charter angkot, banyak juga mobil-mobil sewaan yang udah menanti di depan stasiun. Dari Stasiun Malang ke Pasar Tumpang memakan waktu kira-kira 30-45 menit. Di Tumpang, kebanyakan rombongan akan menyewa truk sayur. Selain lebih murah dari jeep, muatannya bisa lebih banyak. Jarak tempuh dari Tumpang ke Ranu Pani cukup jauh. Tapi pemandangan Gunung Bromo yang disajikan sangat memukau. Bisa berhenti sejenak buat foto-foto kalo pegel duduk atau berdiri di truk.
           
Ranu Pani adalah desa terakhir dimana sisa perjalanan hanya akan bermodalkan kaki dan mental. Packing terakhir dan perijinan dilakukan disini. Karena bulan juni termasuk bulan pendakian, Gunung Semeru bukan main ramenya. Proses perijinan memakan waktu yang cukup lama. Target hari itu adalah base camp Ranu Kumbolo. Ada 4 pos yang harus dilalui dan jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 10 km.
           
Dari gapura “selamat datang” sampai ke pos 1, jalannya bagus udah disemen. Jalan juga kebanyakan masih landai. Pos 1 ke pos 2 juga belum begitu menguras tenaga tapi jalannya sudah berupa tanah dan melipir. Dari pos 2 ke pos 3, tanjakan dimana-mana. Jaraknya juga lumayan jauh. Inilah yang paling berat. Dari pos 3 menuju pos 4, tanjakan dimana-mana juga. Ada 1 tanjakan maut tepat di belakang pos 3. Setelah sampe di titik tertinggi, yaitu pos 4, jalannya tinggal turun dan Ranu Kumbolo udah bisa dilihat. Karena mulai jalannya udah kesorean, alhasil kita sampe di Ranu Kumbolo malam hari. Ranu Kumbolo rame banget. Setelah makan malam, semuanya tertidur, merecharge energi untuk melakukan perjalanan esok hari menuju Kalimati.
            
Target hari berikutnya adalah Kalimati. Setelah sarapan, tenda segera dirapikan. Langkah awal untuk menuju Kalimati adalah Tanjakan Cinta. Kalo liat di film “5 cm” kan keliatannya gak curam gitu kan ya. Tapi aslinya sekitar 45-50 derajat kemiringannya. Mitosnya kalo mendaki tanjakan ini terus mikirin orang yang dicintai dan gak liat-liat ke belakang, bakal jadi cinta sejati. Prikitiew! Nyatanya, gak akan bisa mikirin orang! Di pikiran lo cuma “KAPAN GW SAMPE DI ATAS?” udah itu aja.
            
Setelah ngelewati tanjakan maut itu, lu akan dihadang sama padang rumput seluas 14 ha, yang dinamakan Oro-oro Ombo. Ada juga yang bilang padang lavender, tapi sebenernya entah itu apa rumput ungu bukan lavender yang pasti. Disini pemandangannya oke punya. Yang bawa kamera SLR pasti langsung jepret-jepret.
            
Di ujung padang rumput ini, kita akan masuk ke Cemoro Kandang. Dari awal sampe akhir tanjakan semua, gak sampe akhir deh, ada turunannya juga sebelom sampe di Kalimati. Medan jalannya sih alus, banyak pohon besar melintang. Buat gw, hutan ini bagus banget sih, kayak ngasih ketenangan jiwa gitu deh. Banyak spesies tumbuhan yang bisa dilihat di Cemoro Kandang ini. Katanya juga masih ada leopard loh! Ayam hutan juga sering terdengar sahut-sahutan.
            
Kalimati, basecamp kedua terakhir sebelum puncak Mahameru. Disini kebanyakan pasir. Disarankan udah bawa air yang banyak dari Ranu Kumbolo. Ada juga mata air Sumber Mani. Dari Kalimati berjarak 1 jam pulang pergi ke arah barat. Airnya seger! Biasanya pendaki akan mulai summit attack jam 1 dini hari. Jadi sebaiknya tidur jangan terlalu malam.
            
Dari Kalimati, kita harus ngelewatin Arcopodo dulu, basecamp terakhir. Sisa perjalanan adalah neraka yang sebenarnya. Dengan kemiringan yang dahsyat dan bermedan pasir serta batuan. Naik 3 langkah turun 2 langkah ditambah dengan suhu yang sangat rendah. Untuk pendaki pro aja butuh 3-4 jam. Di puncak, terdapat juga kawah Jonggring Saloka yang mengeluarkan gas beracun. Sebaiknya sebelum pukul 9, sudah turun dari puncak, karena pada siang hari arah angin berubah dan akan menghembuskan gas beracun menuju puncak.            

            
Sekian perjalanan kali ini. Gw pribadi sih pengen balik lagi kesana, harus! Mungkin tahun depan atau tahun depannya lagi, yang pasti HARUS balik lagi!!


 Sunrise at Ranu Kumbolo :)

 Api Unggun di Kalimati

 With Zoya di pos 1

With Zoya di Kalimati